Benteng Rotterdam atau yang dikenal dengan nama Benteng Ujung Pandang berdiri pada abad ke-16 dan hingga sekarang masih berdiri kokoh. Bentuknya cukup unik sebab menyerupai penyu yang akan menuju lautan. Hal ini menggambarkan bahwa kejayaan Kerajaan Gowa mencapai wilayah darat maupun lautan.
Benteng yang berada di Sulawesi Selatan ini adalah saksi peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo di Makassar. Adapun fungsi dari bangunan ini layaknya fungsi benteng pada umumnya, yaitu untuk perlindungan atau pertahanan sebuah kerajaan.
Pada tahun 1545, I Manrigau Daeng Bonto yaitu Raja Gowa ke-9 mendirikan benteng ini menggunakan tanah liat. Namun, konstruksi benteng diubah menjadi batu padas ketika masa pemerintahan Sultan Alauddin yaitu Raja Gowa ke-14.
Sementara bentuk benteng ini seperti penyu yang merangkak ke lautan. Berdasarkan bentuknya, maka bisa diartikan jika penyu bisa hidup di darat dan laut. Begitupun dengan Kerajaan Gowa yang saat itu berjaya di kedua wilayah tersebut.
Berikutnya kerajaan ini menandatangani perjanjian Bongaya dimana benteng ini harus diserahkan kepada Belanda. Ketika benteng ini ditempati oleh Belanda, nama benteng beralih menjadi Benteng Fort Rotterdam. Nama tersebut diambil dari tempat kelahiran Cornelis Speelman di Belanda.
Benteng yang sangat bersejarah ini berada di Sulawesi Selatan. Lokasi tepatnya adalah di Makassar yaitu Jalan Ujung Pandang, Bulo Gading. Destinasi wisata ini sangat dekat dengan beberapa destinasi wisata lain di sekitarnya.
Lokasi ini sangat mudah dijangkau sebab berada di dalam kota Makassar atau di depan pelabuhan laut kota Makassar. Adapun jarak tempuh dari Pelabuhan Soekarno-Hatta yaitu sekitar 15 menit, sementara dari Bandara Sultan Hasanuddin yaitu sekitar 30 menit dengan kendaraan.
Untuk bisa masuk ke Benteng Rotterdam, maka wisatawan hanya perlu membayar secara sukarela. Namun demikian, umumnya biaya sumbangan yang dapat dikeluarkan adalah Rp 10.000 per orang. Sementara apabila ingin memasuki area museum di dalamnya, maka wisatawan perlu membayar Rp 7.500 saja.
Benteng ini dibuka pukul 08.00-18.00 setiap hari sesuai zona waktu Makassar. Sementara untuk museum, dibuka setiap hari Selasa hingga Minggu saja. Untuk masuk ke museum maka wisatawan dapat berkunjung di hari tersebut pada jam 08.00 hingga 12.30.
Baca juga Wisata Pulau Sulawesi lainnya:
Benteng Fort Rotterdam merupakan bangunan bersejarah ikonik di Makassar. Bahkan benteng ini merupakan benteng termegah di Sulawesi Selatan dan merupakan menjadi pusat pertahanan kokoh dengan nilai historis tinggi. Berikut fakta menarik dibalik keberadaan bangunan ini:
Benteng yang memiliki nama khas Belanda ini bukanlah benteng yang didirikan Belanda. Tetapi telah berdiri jauh sebelum datangnya Belanda ke Indonesia. Pada mulanya, bangunan ini adalah salah satu benteng milik Kerajaan Gowa.
Sayangnya benteng ini jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1667. Jatuhnya benteng ini menjadi pukulan telak untuk Kerajaan Gowa. Berikutnya, Sultan Hasanuddin berusaha keras untuk dapat merebut kembali Benteng Ujung Rotterdam ini.
Sejak didirikannya yaitu saat abad ke-13, Kerajaan Gowa atau Kesultanan Gowa Adalah kerajaan terbesar di nusantara. Bukan sekedar karena memiliki hasil bumi dan laut yang melimpah saja. Masyarakat Gowa juga dikenal gigih dalam menentang Belanda.
Perjuangan rakyat Gowa ini menjadi simbol perjuangan di Tanah Angin Mamiri. Ketika melawan serangan, Kerajaan Gowa mendirikan 17 benteng pertahanan kokoh. Benteng Rotterdam sendiri adalah benteng termegah yang didirikan pada lahan seluas 2,5 hektar.
Pangeran Diponegoro merupakan salah satu tokoh nasional yang dikenal paling lantang dalam melawan penjajah. Kebencian kompeni semakin meningkat setelah terjadinya perang Diponegoro tahun 1825 hingga 1830. Melalui cara licik yaitu perundingan damai palsu, Belanda akhirnya menangkap Pangeran Diponegoro.
Selanjutnya Pangeran Diponegoro dibuang ke Manado dan dipindahkan ke benteng ini. Adapun bekas penjara Pangeran Diponegoro sampai saat ini masih tetap terawat baik baik. Namun begitu, wisatawan hanya diperbolehkan untuk mengintip melalui jendela saja.
Benteng Fort Rotterdam, saat ini menjadi destinasi wisata bersejarah yang dapat dikunjungi wisatawan apabila berada di Makassar. Wisatawan bisa menikmati benteng seluas 2,5 hektar dengan 16 buah bangunan ini. Ada beberapa bangungan yang terdapat di benteng ini dan digunakan sebagai museum.
Tidak hanya itu, benteng ini juga masuk ke dalam pengawasan pelestarian cagar budaya di Sulawesi Selatan. Di dalamnya terdapat 5 bastion yaitu sudut yang dibangun menjorok keluar. Sudut ini dilengkapi dengan artileri yang merupakan ciri khas dari benteng ini.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa benteng ini memiliki 5 bastion atau pos penjagaan di setiap sudut benteng. Adapun kelima bastion tersebut adalah Bone, Mandar Ayah, Buton, Bacan dan Amboina. Setiap bastion hubung dengan dinding benteng kecuali yang ada di bagian selatan.
Wisatawan dapat menaiki bastion tersebut melalui susunan batu padas hitam dan batu bata. Selain itu, wisatawan juga dapat melihat celah yang digunakan untuk mengintai maupun menembak. Ada juga parit yang berada berdampingan dengan tembok pertahanan yang saat ini hanya tersisa di bagian selatan benteng.
Jika menyusuri sudut-sudut benteng serta lorong bastion, wisatawan akan merasakan sensasi yang menyenangkan. Sebab wisatawan dapat menyaksikan ruangan yang sempit yang menjadi tempat penahanan Pangeran Diponegoro. Sel tersebut memiliki ruangan sempit yang beratap melengkung serta pintu yang rendah.
Selain melihat-lihat benteng, wisatawan juga dapat masuk ke Museum La Galigo untuk belajar terkait sejarah dan budaya Sulawesi Selatan. Museum ini menawarkan berbagai koleksi fosil bebatuan serta senjata kuno. Ada juga miniatur kapal Pinisi yang menjadi budaya melaut orang Sulawesi Selatan.
Kemudian di sekitar benteng, terdapat toko souvenir, galeri seni serta toko buku hikayat maupun sejarah kepahlawanan. Dengan begitu, bisa dibilang bahwa Benteng Rotterdam menjadi destinasi wisata sejarah yang lengkap dan dapat menambah pengetahuan.
Benteng Fort Rotterdam menjadi salah satu benteng Kerajaan Gowa-Tallo yang memang sengaja dibangun untuk menangkal serangan dari Belanda. Sementara bangunan benteng yang lainnya sudah dihancurkan oleh Belanda. Akan tetapi, ketika benteng jatuh ke tangan Belanda, fungsi ini berubah.
Pada tahun 1930, Benteng Fort Rotterdam berubah menjadi markas komando pertahanan, kediaman pejabat tinggi, pusat pemerintahan serta kantor pusat perdagangan. Salah satu peristiwa yang dikenal hingga sekarang yaitu Benteng Fort Rotterdam yang menjadi tempat untuk menawan Pangeran Diponegoro hingga wafat.
Baca juga :
Tidak hanya itu, walaupun diasingkan ternyata Pangeran Diponegoro tidak hanya berdiam diri. Di tempat inilah Pangeran Diponegoro menyusun berbagai catatan mengenai budaya Jawa. Mulai dari sejarah, mitos, pewayangan serta ilmu pengetahuan lainnya.
Itulah fakta menarik terkait Benteng Rotterdam yang menjadi saksi bisu perjalanan Pangeran Diponegoro. Apabila mengunjungi Sulawesi Selatan, jangan lewatkan destinasi wisata yang satu ini. Selain berlibur, wisatawan juga bisa menambah pengetahuan sejarah yang sangat menarik.
Markas Travel - mendapatkan amanah untuk membahas Promo Spesial Layanan Top Up Games di Vintopup… Read More
Kamu sering mendengan nama Pantai Lepang? Pasti jarang, karena pantai yang satu ini memang belum… Read More
Jika Kamu berwisata ke Pulau Bali, Kamu pasti tidak akan asing dengan pantai-pantai seperti Pantai… Read More
Pantai Gunung Payung terletak di Kabupaten Badung, sebuah pantai klasik di Bali yang mempesona dengan… Read More
Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki banyak tempat wisata menarik adalah Bali. Seperti yang… Read More
Meski termasuk ke dalam destinasi wisata baru di Bali, Pantai Double Six Seminyak Bali sudah… Read More
This website uses cookies.
View Comments